Rabu, 20 Maret 2013

Bagaimana Belajar Dari Kesalahan


belajar dari kesalahan
Tidak ada orang yang suka berbuat kesalahan. Namun jika anda ingin melewati hidup dengan baik, maka tidak ada jaminan bagi anda untuk tidak melakukan kesalahan. Jika anda dapat belajar dari kesalahan dengan tepat, maka anda akan mendapatkan bahan bakar baru untuk maju kedepan.
Anda harus menyadari bahwa kesalahan adalah bagian yang penting dalam pengembangan diri. Jangan termenung terus dengan rasa bersalah dan penyesalan, pelajari bagaimana anda dapat belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut.

1. Minta Maaf dengan Tulus dan Sungguh-sungguh

Jika anda telah melakukan kesalahan yang menyakiti/membahayakan orang lain, sangat penting bagi anda untuk segera meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Pastikan bahwa itu adalah betul-betul suatu kecelakaan yang tidak akan terulang. Permintaan maaf yang baik akan mengembalikan tingkatkepercayaan orang tersebut pada anda.
Sebaliknya, jika anda tidak meminta maaf, maka kemungkinan besar orang tersebut akan menyerang anda.
Akan sangat efektif jika anda meminta maaf secara pribadi dibandingkan lewat surat atau email. Namun, begitu anda telah mendapatkan maaf, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama lagi, karena itu adalah suatu kekonyolan dan sangat menjengkelkan. Segera perbaiki tindakan-tindakan anda.

2. Jangan Menjadi Seorang Yang ’Perfectionist’

Jika anda menjalani hidup dengan ketakutan untuk melakukan kesalahan, maka anda akan menghabiskan hidup anda dengan tidak melakukan apa-apa. Bukan masalah jika anda melakukan kesalahan, karena sekali lagi itu adalah bagian penting dari hidup agar anda terus maju. Semakin banyak tanggung jawab yang anda pikul, kemungkinan anda melakukan kesalahan pun semakin sering.
Jika anda selalu ingin merasa semuanya sempurna, selalu ingin menghindari kesalahan-kesalahan sekecil apapun, hal itu lama kelamaan akan membentengi diri anda secara psikologi dan anda menjadi tidak berani dalam mengambil resiko.

3. Jangan Membuang Waktu Dengan Mencari Pembenaran

Kita manusia mempunyai sifat alami untuk mencari pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Ketika kita melakukan kesalahan, rata-rata reaksi pertama kita adalah menyalahkan orang lain.
”Ya, saya telah menabrak mobil di depan saya, tapi itu adalah karena teman saya yang selalu mengajak saya bergosip sehingga konsentrasi saya terpecah…”
”Saya tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal karena komputer saya mengalami gangguan …”
Perlu anda ketahui, ketika kesalahan telah dibuat, atasan anda sama sekali tidak tertarik dengan pembenaran-pembenaran yang anda buat. Kita mencari pembenaran karena ego kita yang tinggi. Kadang-kadang, hal terbaik yang perlu diucapkan, sangat sederhana : ”Ya, saya telah melakukan kesalahan.”

4. Pahami Mengapa Kesalahan Tersebut Dapat Terjadi

Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai macam kesalahan. Untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama dua kali, anda harus memahami akar permasalahannya.
Sebagai contoh, anda seringkali berbicara dengan nada cepat dan marah; sering anda mengeluarkan kata-kata yang kurang baik. Anda harus mencari tahu apa yang menyebabkan anda marah pada saat itu. Mungkin anda merasa sangat lelah atau kepala anda sedang sakit. Jika anda melakukan kesalahan karena anda begitu lelahnya, cobalah untuk tidak tidur sampai larut malam. Jika anda merasa stress, carilah jalan untuk membuat anda relax.

5. Hindari Mengulang Kesalahan Yang Sama

Anda harus menghindari perasaan bersalah yang terus menerus karena telah berbuat kesalahan, namun pada saat yang sama, anda harus mencari jalan pemecahan dan melakukan tindakan perbaikan. Jika anda mengulang kesalahan yang sama, hal tersebut menunjukkan bahwa anda tidak mengalami suatu kemajuan dan menyebabkan kerugian/penderitaan yang berulang.
Seringkali kesalahan disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Untuk mencegah kesalahan yang sama berulang, anda harus menghapuskan kebiasaan buruk tersebut. Hal ini memang tidak mudah dan membutuhkan usaha ekstra untuk merubah kebiasaan. Bagaimanapun, semakin cepat anda bisa merubah kebiasaan buruk tersebut, semakin cepat anda menghindari melakukan kesalahan yang sama.

6. Kesalahan Adalah Kesempatan Untuk Belajar

Dari kesalahan-kesalahan yang telah anda buat, tentu saja anda akan semakin berkembang dan bijak. Kesalahan-kesalahan, dalam hubungannya dengan keberanian mengambil resiko, merupakan sesuatu yang krusial untuk kesuksesan anda. Hal yang terpenting adalah melihat kesalahan sebagai batu loncatan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi dan kehidupan yang lebih baik.

Selasa, 12 Maret 2013

MENGEJAR CITA-CITA SETINGGI AWAN


Kalau kita ditanya, apa cita-cita kita sewaktu kecil? Hendak menjadi apa kita setelah besar nanti? Jawaban terbanyak adalah mungkin menjadi dokter, guru, tentara atau polisi.
Entah apa yang membuat opsi-opsi di atas dipilih secara otomatis oleh anak-anak. Apakah karena doktrin dari orang tuanya karena dengan menjadi dokter itu maka otomatis akan banyak harta (bukan hanya uang)? Atau memang keempat profesi di atas memang dianjurkan oleh orang tua kita karena merupakan profesi yang mulia?

Disadari atau tidak, kita sekolah hanya mengikuti arus saja. Hanya mengikuti kebanyakan orang, mengekor teman-teman kita atau kakak-kakak kita yang bersekolah. Pun begitu juga saat kita harus memilih universitas tujuan selepas SMA. Sohib kita memilih Kedokteran UI, begitu juga kita. Tanpa dasar argumen yang cukup kuat, misalnya kemampuan akademis yang mumpuni.
Ada juga sebagian orang yang memilih profesi karena (benar-benar) ingin bermanfaat bagi orang banyak. Demam film LA Laws dahulu sempat membuat saya berpikir untuk menjadi pengacara. Tentunya untuk membela kebenaran. Sempat lama juga bercita-cita untuk menjadi dokter karena sejak kecil selalu sakit-sakitan, merasa berhutang budi pada para dokter.
Ana Pascal, salah satu peran di film Stranger than Fiction (2006) pun begitu. Masuk Harvard Laws School karena ingin bermanfaat bagi orang banyak. Namun di satu saat, ia berhenti kuliah dan memilih untuk menjadi tukang kue. Sebuah pilihan yang aneh. Tapi, coba kita dengarkan alasannya,
Satu saat ketika aku masih kuliah, kami memiliki sebuah sebuah kelompok belajar. Awalnya hanya sedikit orang yang menjadi anggota klub ini. Setiap kami berdiskusi, aku selalu membuat kue dan membagi-bagikannya secara gratis. Adanya cemilan berupa kue buatanku tersebut membuat kelompok diskusi ini menjadi maju dan semakin bertambah anggotanya. Aku pun semakin giat lagi untuk membuat kue dan mencoba menerapkan resep-resep terbaru. Aku merasa kue ku itu memberikan manfaat yang luar biasa besar bagi mereka. Akhirnya aku berhenti dari kuliah dan memilih untuk membuat kue“.
Kisah ini, bagi saya amat menarik dan menyentuh hati. Untuk berguna bagi orang lain, kita tidak perlu menjadi seorang super hero . Sekolah puluhan tahun hingga dianugrahi gelar profesor tidak serta-merta menjadikan kita orang yang bermanfaat. Belum tentu keberadaan kita menjadi manfaat bagi orang di sekitar kita. Bahkan bisa jadi, bapak-bapak penjual nasi goreng, kupat tahu, gorengandi sekitar kampus lebih mulia dari bapak-bapak dosen pengajar. Dagangan yang mereka jual dapat mengisi perut lapar mahasiswa yang telat bangun pagi. Membuat mereka dapat menghadiri kuliah tepat waktu dan mendengarkan pak dosen berceramah tanpa alunan keroncong musik dari perutnya.
So, sudah sejauh mana kita bermanfaat bagi orang lain? Sudah sampaikah kita pada cita-cita yang kita kejar? Sudahkah cita-cita itu berefek pada orang di sekitar kita?

Menjaga Kesopanan

Menjaga Kesopanan.Kesopanan akan menjadikan pemiliknya mulia.Orang yang melihat akan terpesona, karena dialah jalan yang dapat menghubungkan hati.Sikap yang menjaga kesopananakan melahirkan akhlak mulia, keindahan etika.Inilah keindahan menjaga kesopanan.
Ada satu hal yang diakui dalam kehidupan ini bahwa orang yang selalu menjaga kesopanan akan selalu mulia meski ia miskin, sama halnya dengan orang yang tetap akan ditakuti meski sedang berdiam diri.Sebaliknya, orang yang tidak menjaga kesopanan dan etika akan selalu terhina meski ia kaya layaknya anjing yang tetap dibenci meski memakai kalung dari emas murni. ( Al-Muru'ah wa Khawaruhima, syaikh Masyhur bin Hasan Ali Sulaiman.41 )

Sufyan Bin Uyainah pernah ditanya :"Anda telah mengambil kesimpulan dari Al-Qur'an dalam segala hal, mana ayat yang menjelaskan kesopanan?"Ia Menjawab :"Ada dalam salah satu Firman Allah Ta'ala yaitu :"Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang yang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A'raaf[7]:199 )
Ayat ini mengandung ajaran tentang kesopanan.Dalam firmanNya :"jadilah engkau pemaaf" terkandung ajaran untuk berbuat baik kepada orang-orang yang memutuskan hubungan, memaafkan orang yang melakukan kesalahan, berlaku lemah lembut kepada orang-orang yang beriman dan masih banyak ajaran akhlak yang terkandung di dalamnya.
FirmanNya :"Dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf" mengandung ajaran untukmenyambung silaturahmi, bertakwa kepada Allah dalam hal halal dan haram, menundukkan pandangan, dan mempersiapkan diri menuju hari pembalasan.
FirmanNya :"Berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" mengandung ajaran untuk bersikap lemah lembut, meninggalkan kezhaliman, menjauhi perbuatan orang-orang bodoh, meniru mereka, serta ajaran berbagai macam akhlak mulia dan bimbingan melakukan hal-hal yang berguna. ( 'Ain Al-Adab wa As-Siyasah.132-133 )